Monday, July 5, 2010

Kelok-kelok Puisi


Seorang Ayah Sebatang Galah

kau seperti biasa
setelah cerah tanah lewat silau menyimbah
sedang langit menguntum kuning
perut kau telah pun dialas

kerana kau punya satu tugas
yang sudah lama kau galas
demi zuriat kau yang berbelas

kau memang cekal dan lantang
jasad kau berperang
urat leher kau timbul, tegang dan mengerang
kau seperti memikul beban
tapi,
tapi wajahmu dibasahi air tenang

rasa seperti peri lelah kau terpercik
terpercik ke dalam anak mataku
namun kau tetap begitu
terpacak, terpaku dan menahan jasadmu
tubuh kau menapak dan menongkat
kadang helai-helai hijau itu terselak
silau cahaya bola besar
menikam tajam anak matamu
berpinar tapi kau tegar

kau dongak lagi
pedih sekejap.
tapi kau terus berjuang tanpa peduli
bahu kau pasang gagah
tangan kau genggam kemas
demi sesisip rezeki
demi perut-perut yang lapar


Janji Guru

Hidup seorang guru sungguh bahagia
Terkenang jasa diluput tidak
Tapi pena orang luar
Bila berbicara soal guru
Aku menjawab tenang

Orang kata guru itu payah
Siang pergi malam kerja
Aku kata guru itu mudah
Siang bergaji malam bahagia
Pagi tak pernah rugi
Malam tidurpun selesa

Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat

Orang kata guru itu sungguh bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang



Orang kata guru itu sepi
Dihumban ke dalam hutan seperti tiada penghuni
Lebih-lebih lagi Ulu Banat tak bertepi
Aku kata guru itu "happy"
Jasa bakti dipercayai
Masuk kedalam hutan untuk berbakti
Pada bangsa anak pertiwi
Agak kelak menabur bakti
Setelah keluar dari IPT

Orang kata guru itu susah
Orang berkereta mewah berbatunya rumah
Masih meminta agar dipindah, tak pernah kena
Aku kata guru itu senang
Kereta tak ada tak bayar hutang
Rumah sederhana berhati tenang
Tidur lena pencuri tak datang
Tak dapat pindah bukan penghalang
Menerus hidup seorang pejuang

Orang kata apa boleh dikata
Kalau hati sudah dimahkota
Janji guru janji dikota
Aku berkata itulah guru sungguh bertakhta
Jangan takut bila dikata
Janji kita harus dikota
Luput tidak diingat dikata.